Selasa, 03 Mei 2011

Adam, ini bukan hanya salah Hawa...


Ketika Adam terbujuk ajakan syaitan memakan khuldi yang terlarang, siapakah yang paling di salahkan?
Yah, semua kan menyalahkan hawa, dengan tipu dayanya dia mampu membujuk sang adam memakannya..
Kadang ku bertanya, bukankah adam pun bersalah?
Bukankah Allah menganugrahkannya akal dan fikiran untuk menimbang baik buruknya setiap tindakannya..
Alangkah pandainya sang adam hingga Allah memerintahkannya untuk menjelaskan segala perkara yang telah Allah ajarkan padanya pada para malaikat.
Alangkah hebatnya adam hingga malaikat yang sucipun Allah perintahkan sujud padanya..
Lalu, kenapa kemudian ketika si buah terlarang telah adam makan, lalu seakan-akan si hawa lah yang menyebabkan semua kesalahan itu?
Aku pun ingin bertanya,
Apakah salah kami ? ketika kelembuatan kami mampu menundukkan kekerasan para adam?
Apa juga salah ada pada kami, ketika tiap langkah kaki kami membuat kalian menoleh tak berkedip?
Ataukah salah pula? Jika sesuatu dalam hatimu membuatmu tertarik pada kada kami?
Sementara dengan segala upaya kami telah berusaha bersikap tegas padamu, tapi kenapa hatimu tetap saja tunduk dan lemah ?
Padahal dalam tiap langkah kami, tunduk pandang kami telah kami sertakan, tubuh ini pun telah kami tutup dengan rapat.. lalu salah kami pula kah kalau kau mengagumi dalam sembunyimu?
Padahal tak secuilpun di hati kami untuk menarik hatimu, lalu salah kami pula kah ketika hatimu yang tertawan..

Adam, sadarilah, fitrah kami adalah menarik hatimu, maka tawanlah dalam sangkar keimanan, jerat hatimu dalam jeruji kesetiaan.
Sadarilah tiap senyuman kami bagaikan panah yang melesat dari busurnya, maka, pasang perisai hatimu, agar tak menancap begitu dalam..
Adam, kau pun tahu, tiap langkah kami adalah perhiasan syaitan di matamu bagaimanapun kami berusaha mengendalikan agar tampak tak menarik..
Tiap lontaran kalimat kami adalah jerat yang mematikan di hatimu, walau bagaimana pun kami mengikatnya dalam tata bahasa syariat..
Adam, kami akui kodrat kami ingin di perhatikan, di puji dan di kasihi, namun kami pun berusaha mengendali itu semua, demi izzah, harga diri serta kehormatan kami. Pahamilah, kami pun sulit mengendali semua dengan perasaan kami yang melebihi akal kami..
Namun, kenapa ketika kau mulai terjerat oleh rasamu sendiri, ketika akalmu mulai tunduk pada perasaanmu pada kami dan kami mulai menguasai pikirmu, malah kami yang kau salahkan, sementara kami tak melakukan apa-apa padamu, tak pula merayu, tak juga menggoda, entah apa yang membuatmu seperti itu, kami pun tak paham, pantaskah kau salahkan kami? Benarkah kami yang mengusik hatimu? Benarkah kami yang menjerat alam fikirmu.. Kami di sini, hanya di sini, tanpa kata, tanpa laku, tak ada rayu, apa lagi menggodamu.. Salah kami pula kah?
Adam, kenapa kau tak periksa perisai hatimu sendiri? Adakah telah tepat menutupi? Mungkin saja di sana telah bersemai penyakit dan noda hati.. yang memang sengaja kau pupuk dan tumbuh suburkan?
Kenapa kau tak periksa tali kekang rasamu sendiri? Betulkah telah terpasang dengan kuat dan tepat? Atau kau sendiri yang mencoba melonggarkannya?
Adam, jangan pernah salahkan kami sepenuhnya, ketika hatimu mulai menyemai rindu..
Jangan kau salahkan kami sepenuhnya ketika jiwamu tertawan pesona kami..
Jangan kau salahkan kami sepenuhnya jika dadamu sesak oleh luapan rasamu sendiri..
Namun periksalah kembali dirimu, ilmumu, dan semua celah yang membuat hatimu gelisah..
Yang membuat pikiranmu terusik, bukan salah kami sepenuhnya.. bukan..
Lupakah adam, siapa yang berjanji menyesatkanmu dan anak cucumu? Dia adalah Iblis.. bukan hawa.. bukan kami..

--------------------------
-----------------***********************-----------------------------------

2 komentar: